Teringat dulu sekitar 1999, awal mula saya masuk ke Pondok Krapyak Yogyakarta. Menjadi kebiasaan kami, para santri, ketika hendak menghadapi ujian sekolah, kami sowan ke para Kiai. Berharap berkah doa dari beliau-beliau, ujian kami lalui dengan baik dan hasil maksimal. Selain pesan untuk tetap belajar dengan giat, semua memberi wejangan untuk membaca selawat.
Begitupun
pada tahun-tahun berikutnya, pesan Kiai kami adalah agar ajeg membaca selawat. Tidak
panjang-panjang, selawat yang dibaca merupakan selawat terpendek.
صَلَّى اللهُ عَلَى مُحَمَّد
Belakangan
saya tahu, bahwa selawat tersebut masyhur dengan sebutan selawat Jibril. Selawat
tersebut dibaca 100 atau 200 kali dalam sehari. Jika diukur dengan waktu, tidak
sampai 5 menit sudah selesai. Sangat sebentar bukan? Meskipun sedikit bacaan
dan waktu membaca, rahasia sangat besar akan dirasakan oleh para pembaca yang
istiqamah.
Suatu ketika
saya juga secara khusus oleh Guru Kami, Kiai Rifqi Muhammad Fathi, disuruh untuk
membaca redaksi selawat yang lain. Selawat itu bernama selawat Fatih, dengan
redaksi berikut.
اللهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدِ نِ
الْفَاتِحِ لِمَا أغْلِقَ وَالْخَاتِمِ لِمَا سَبَقَ. نَاصِرِ الْحَقِّ بِالْحَقِّ
وَالْهَادِيْ إِلَى صِرَاطِكَ الْمُسْـتَـقِيمِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَعَلَى
اٰلِهِ حَقَّ قَدْرِهِ وَمِقْدَارِهِ الْعَظِيْمِ
Selawat Fatih
ini, dibaca 21 x bakda salat subuh dan bakda salat maghrib.
Dan secara
umum, semua santri pasti hafal dengan selawat Tibbil Qulub atau dikenal pula
dengan Selawat Syifa berikut ini.
اَللّٰهُمَّ صَلِّ
عَلٰى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ، طِبِّ الْقُلُوْبِ وَدَوَائِهَا، وَعَافِيَةِ
الْاَبْدَانِ وَشِفَائِهَا، وَنُوْرِ الْاَبْصَارِ وَضِيَائِهَا وَقُوتِ
الأرْوَاحِ وَغِذَائِهَا، وَعَلٰى اٰلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلِّمْ
Selawat ini
biasanya kami baca ketika ada kawan atau sodara dari kawan yang sedang sakit. Diawali
dengan membaca fatihah lalu membaca selawat Tibbil Qulub ini sebanyak 3 x.
Secara luas
pun kita hapal betul Selawat Nariyah.
اَللّٰهُمَّ صَلِّ صَلَاةً كَامِلَةً وَسَلِّمْ
سَلَامًا تَامًّا عَلىٰ سَيِّدِنَا مُحَــمَّدِ ࣙالَّذِيْ تَنْحَلُّ بِهِ الْعُقَدُ وَتَنْفَرِجُ
بِهِ الْكُرَبُ وَتُقْضٰى بِهِ الْحَوَائِجُ وَتُنَالُ بِهِ الرَّغَائِبُ وَحُسْنُ
الْخَوَاتِمِ وَيُسْتَسْقَى الْغَمَامُ بِوَجْهِهِ الْكَرِيْمِ وَعَلىٰ اٰلِهِ
وِصَحْبِهِ فِيْ كُلِّ لَمْحَةٍ وَ نَفَسٍ بِعَدَدِ كُلِّ مَعْلُوْمٍ لَكَ
Selain itu,
ada selawat Munjiyat.
اَللهم صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى
آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ صَلَاةً تُنْجِيْنَا بِهَا مِنْ جَمِيْعِ الْأَهْوَالِ
وَالْآفَاتِ، وَتَقْضِيْ لَنَا بِهَا جَمِيْعَ الْحَاجَاتِ، وَتُطَهِّرُنَا بِهَا
مِنْ جَمِيْعِ السَّيِّئَاتِ، وَتَرْفَعُنَا بِهَا عِنْدَكَ أَعْلَى الدَّرَجَاتِ،
وَتُبَلِّغُنَا بِهَا أَقْصَى الْغَايَاتِ مِنْ جَمِيْعِ الْخَيْرَاتِ فِيْ
الْحَيَاةِ وَبَعْدَ الْمَمَاتِ
Kedua selawat
belakangan, Nariyah dan Munjiyat, dibaca bakda salat maktubah (salat wajib)
sebanyak 1 kali atau 11 kali.
Serta beragam
jenis selawat yang lain.
Tidak banyak
bertanya tentu, kenapa kami disuruh membaca selawat-selawat tersebut. Entah dari
sisi jumlahnya, entah khasiatnya, entah hal lainnya. Bagi kami, cukup nggeh dan
sendiko dawuh. Para santri akan dengan senang mengamalkannya, tanpa perlu tau
apa-apa tentangnya.
Namun jika
merujuk pada pangendikan Nabi, siapapun yang membaca 1 selawat saja, maka Allah
akan membalasnya dengan 10 selawat.
عَنْ عَبْدِاللهِ بْنِ عَمْرٍو بْنِ الْعَاصِ رَضِيَ
اللهُ عَنْهُمَا اَنَّهُ سَمِعَ رَسُوْلَ اللهِ صلى الله عليه وسلم يَقُوْلُ مَنْ
صَلَّى عَلَيَّ صَلاَةً صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ بِهَا عَشْرًا رواه مسلم.
"siapapun yang berselawat kepadaku sekali, maka Allah akan berselawat untuknya
sepuluh kali."
Bahkan,
Allah akan memberikan kebaikan yang sangat banyak.
مَن صلَّى عليَّ صلاةً واحدةً صلَّى اللَّهُ عليهِ
عشرَ صلَواتٍ ، وحُطَّت عنهُ عشرُ خطيئاتٍ ، ورُفِعَت لَهُ عشرُ درجاتٍ
“siapapun yang berselawat kepadaku sekali, maka Allah menuliskan
baginya sepuluh kebaikan, menghapuskan darinya sepuluh keburukan,
meninggikannya sebanyak sepuluh derajat, dan mengembalikan kepadanya sepuluh
derajat pula"
Bagi yang
melanggengkan membaca selawat, maka ia akan bersama Nabi saw di surga.
وعن ابن مسْعُودٍ أنَّ رسُول اللَّهِ ﷺ قَالَ:
أَوْلى النَّاسِ بِي يوْمَ الْقِيامةِ أَكْثَرُهُم عَليَّ صَلاَةً رواه الترمذي
"Manusia
yang paling berhak bersamaku pada hari kiamat ialah yang paling banyak membaca
selawat kepadaku"
Lebih
dari itu, harapan kita semua, dengan banyak menyebut Nabi saw. dengan membaca
selawat, apapun redaksinya, kita akan mendapatkan syafaat dari Kanjeng Nabi
Muhammad saw.
وعن عبدِ الله بن عمرو بن العاص رضي الله تعالى
عنهما أنّه سَمِعَ رسولَ الله صلى الله عليه وسلم يقول: «إذا سَمِعْتُمُ النِدَاءَ
فقولوا مثلَ ما يقولُ، ثمَّ صَلُّوا عَلَيَّ، فإنّه مَنْ صَلّى عَلَيَّ صلاةً صلى
اللهُ عليه بها عَشْرَا، ثمّ سلوا اللهَ ليَ الوَسِيْلَةَ، فإنّها مَنْزِلَةٌ في
الجنّة لا تنبغي إلاّ لِعَبْدٍ مِنْ عباد الله، وأرجو أن أكونَ أنا هو، فَمَنْ
سألَ لِيَ الوَسِيْلَةَ حَلَّتْ لَهُ الشَفَاعَةَ» (مسلم)،
"jika kalian mendengar
adzan, maka ucapkanlah seperti yang diucapkan muadzin, kemudian berselawatlah
kepadaku. Sesungguhnya orang yang berselawat kepadaku sekali, maka Allah akan
berselawat untuknya sepuluh kali. Lalu, mintalah kepada Allah wasilah untukku
karena wasilah adalah sebuat tempat di surga yang tidak akan dikaruniakan,
melainkan kepada salah satu hamba Allah. Dan, aku berharap bahwa akulah hamba
tersebut. Barang siapa memohon untukku wasilah, maka ia akan meraih
syafaat"
Dijelaskan
pula bahwa doa kita akan sampai ketika diawali dan ditutup dengan membaca
selawat.
كُلُّ دُعَاءٍ مَحْجُوْبٌ حَتَّى يُصَلَّى عَلَى
النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
Tentu masih
sangat banyak keutamaan yang didapat oleh orang yang rutin membaca selawat
kepada Baginda Nabi Muhammad saw.
Mari berselawat,
memuji Baginda Nabi Muhammad saw. sebagai bukti rindu dan cinta kita kepada
Sang Terkasih.
اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا
مُحَمَّدٍ النَّبِيِّ الأُمِّيِّ الْحَبِيبِ الْعَالِي الْقَدْرِ الْعَظِيمِ
الْجَاهِ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلِّمْ
0 Comments
Posting Komentar